Rabu, 31 Oktober 2012

Penalaran Deduktif (Softskill)

Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.

Deduktif merupakan hal yang dari umum ke khusus. Sehingga dapat dikatakan berpikir deduktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari umum lalu dihubungkan ke hal-hal yang khusus.

Jadi, Penalaran Deduktif adalah pemikiran dari hal yang umum lalu ke hal yang khusus, sehingga menghasilkan kesimpulan yang sudah dipastikan kebenarannya.
Dalam penarikan kesimpulan dengan cara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan (proposi) dan sebuah kesimpulan (konkusi).

Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi:

1. Premis Mayor
2. Premis Minor

Premis mayor adalah premis yang berisi pernyataan yang menjadi predikat kesimpulan. Sedangkan, Premis minor adalah premis yang berisi pernyataan yang menjadi subyek kesimpulan.

Dari kedua premis ini kita dapat menarik kesimpulan. Kesimpulan adalah pengetahuan yang didapatkan dari penalaran deduktif melalui pernyataan atau melalui kedua premis tersebut.Untuk penarikan kesimpulan dengan cara deduktif dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Untuk penarikan kesimpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan untuk penarikan kesimpulan dengan cara tidak langsung ditarik dengan dua premis.

Contoh:
Semua hewan karnivora pemakan daging-dagingan (Premis Mayor)
Harimau adalah seekor hewan karnivora (Premis Minor)
Jadi, Harimau pemakan daging-dagingan. (Kesimpulan)

Dari kesimpulan diatas Harimau pemakan daging-dagingan adalah benar dan sah menurut penalaran deduktif, Karena dalam pengambilan kesimpulan diatas diambil secara logis dan didukung oleh kedua premis tersebut. Apabila kedua premisnya mendukung benar maka dapat dipastikan kesimpulan yang diambil juga benar, tetapi tidak menutup kemungkinan walaupun kedua premis benar tetapi kesimpulan yang diambil salah. Mungkin cara pengambilan kesimpulan tersebut yang tidak benar atau sah.

Faktor-faktor penalaran deduktif:

  1. Pembentikan Teori
  2. Hipotesis 
  3. Definisi Operasional 
  4. Instrumen
  5. Operasionalisasi
Jenis Penalaran Deduktif:

1. Silogisme Kategorial

Silogisme Kategorial adalah Silogisme yang terjadi dari 3 proposisi.
Premis Umum   : Premis Mayor (My)
Premis Khusus: Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh:

My : Semua tumbuhan membutuhkan air.
Mn : Anggrek adalah tumbuhan.
K : Anggrek membutuhkan air.
  

2. Silogisme Hipotesis

Silogisme Hipotesis adalah Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh:

My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

3. Silogisme Alternatif

Silogisme Alternatif adalah Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif adalah bila premis minornya membenarkan salah satu dari alternatifnya maka, Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lainnya.


Contoh:

My : Ayah berada di Jakarta atau Bekasi.
Mn : Ayah berada di Jakarta.
K : Jadi, Ayah tidak berada di Bekasi.

4. Entimen

Silogisme ini jarang sekali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dari dalam menulis atau dari berbicara atau lisan. Pada silogisme ini yang ditemukan hanya premis minor dan simpulannya saja.

Contoh:

Dia menerima penghargaan karena dia telah menang dalam perlombaan itu.

Anda telah memenangkan perlombaan ini, karena itu anda berhak menerima penghargaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar