Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran
adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan.
Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara
berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.
Deduktif merupakan hal yang dari umum ke khusus. Sehingga dapat
dikatakan berpikir deduktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari umum
lalu dihubungkan ke hal-hal yang khusus.
Jadi, Penalaran Deduktif adalah pemikiran dari hal yang umum lalu
ke hal yang khusus, sehingga menghasilkan kesimpulan yang sudah dipastikan
kebenarannya.
Dalam penarikan kesimpulan dengan cara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme disusun dari dua
buah pernyataan (proposi) dan sebuah kesimpulan (konkusi).
Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis
yang kemudian dibedakan menjadi:
1. Premis Mayor
2. Premis Minor
Premis mayor adalah premis yang berisi pernyataan yang menjadi
predikat kesimpulan. Sedangkan, Premis minor adalah premis yang berisi
pernyataan yang menjadi subyek kesimpulan.
Dari kedua premis ini kita dapat menarik kesimpulan. Kesimpulan
adalah pengetahuan yang didapatkan dari penalaran deduktif melalui pernyataan
atau melalui kedua premis tersebut.Untuk penarikan kesimpulan dengan cara
deduktif dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Untuk
penarikan kesimpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan untuk
penarikan kesimpulan dengan cara tidak langsung ditarik dengan dua premis.
Contoh:
Semua hewan karnivora pemakan daging-dagingan (Premis Mayor)
Harimau adalah seekor hewan karnivora (Premis Minor)
Jadi, Harimau pemakan daging-dagingan. (Kesimpulan)
Dari kesimpulan diatas Harimau pemakan daging-dagingan adalah
benar dan sah menurut penalaran deduktif, Karena dalam pengambilan kesimpulan
diatas diambil secara logis dan didukung oleh kedua premis tersebut. Apabila
kedua premisnya mendukung benar maka dapat dipastikan kesimpulan yang diambil
juga benar, tetapi tidak menutup kemungkinan walaupun kedua premis benar tetapi
kesimpulan yang diambil salah. Mungkin cara pengambilan kesimpulan tersebut
yang tidak benar atau sah.
Faktor-faktor penalaran deduktif:
- Pembentikan Teori
- Hipotesis
- Definisi Operasional
- Instrumen
- Operasionalisasi
Jenis Penalaran Deduktif:
1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial adalah Silogisme yang terjadi dari 3
proposisi.
Premis Umum : Premis Mayor
(My)
Premis Khusus: Premis Minor (Mn)
Premis
simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
Silogisme harus terdiri atas tiga
term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
Silogisme terdiri atas tiga
proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Dua premis yang negatif tidak dapat
menghasilkan simpulan.
Bila salah satu premisnya negatif,
simpulan pasti negatif.
Dari premis yang positif, akan
dihasilkan simpulan yang positif.
Dari dua premis yang khusus tidak
dapat ditarik satu simpulan.
Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan
premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut
term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
My : Semua tumbuhan membutuhkan air.
Mn : Anggrek adalah tumbuhan.
K : Anggrek membutuhkan air.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah Silogisme yang terdiri atas
premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya
membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak
anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh:
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif adalah Silogisme
yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif adalah bila premis
minornya membenarkan salah satu dari alternatifnya maka, Kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lainnya.
Contoh:
My : Ayah berada di Jakarta atau Bekasi.
Mn : Ayah berada di Jakarta.
K : Jadi, Ayah tidak berada di Bekasi.
4. Entimen
Silogisme ini jarang sekali ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Baik dari dalam menulis atau dari berbicara atau lisan.
Pada silogisme ini yang ditemukan hanya premis minor dan simpulannya saja.
Contoh:
Dia menerima penghargaan karena dia telah
menang dalam perlombaan itu.
Anda telah memenangkan perlombaan ini, karena
itu anda berhak menerima penghargaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar